Dijelaskan: China menggunakan pengenalan wajah Huawei untuk memperingatkan otoritas Uighur
Pemerintah China telah mengklaim bahwa teknologi kecerdasan buatan ini digunakan untuk mengekang terorisme di Xinjiang dan untuk memantau serta menghargai apa yang dianggapnya sebagai perilaku sosial yang baik di negara tersebut.

Dalam pengungkapan lebih lanjut tentang program pengawasan kecerdasan buatan China, sebuah laporan oleh The Washington Post telah mengungkapkan bahwa raksasa teknologi Huawei dilaporkan menguji perangkat lunak pengenalan wajah yang dapat mengirim alarm otomatis ketika mereka mengidentifikasi anggota komunitas Uighur yang dianiaya.
Sejak otoritas Cina memulai penahanan massal terhadap warga Uighur pada 2017 , ada beberapa laporan tentang perkembangan teknologi semacam ini di China yang telah digunakan untuk memantau dan menargetkan masyarakat.
Apa yang diungkapkan laporan itu?
Menurut laporan Washington Post, program tersebut melibatkan penggunaan perangkat lunak pengenalan wajah yang mengirimkan peringatan kepada otoritas pemerintah China ketika kameranya mengidentifikasi anggota komunitas Uighur.
Ada dua perusahaan China yang terlibat dalam operasi dan eksekusi perangkat lunak ini, kata laporan itu. Salah satunya adalah Huawei dan yang lainnya adalah Megvii, perusahaan teknologi China lainnya yang merancang perangkat lunak pengenalan gambar.
|Penahanan Uighur di China 'didorong' oleh teknologi
Sejak kapan ini terjadi?
Pemerintah China telah berusaha keras untuk memantau, menyensor, dan mengendalikan komunitas Uighur selama bertahun-tahun, tetapi dalam kasus ini secara khusus, laporan tersebut mengatakan bahwa Huawei dan Megvii mulai berkolaborasi pada 2018 untuk menguji sistem kamera kecerdasan buatan yang dapat memindai wajah. dalam kerumunan dan memperkirakan usia, jenis kelamin, dan etnis setiap orang.
Menurut Washington Post, Huawei menghapus dokumentasi terkait program ini dari situs webnya setelah perusahaan dihubungi untuk dimintai komentar. Juru bicara Huawei Glenn Schloss mengatakan kepada Washington Post bahwa laporan itu hanyalah sebuah tes dan belum melihat aplikasi dunia nyata. Huawei hanya memasok produk tujuan umum untuk pengujian semacam ini. Kami tidak menyediakan algoritme atau aplikasi khusus.
Kenapa programnya bermasalah?
Pada dasarnya, program ini adalah alat lain dalam gudang senjata yang digunakan oleh pemerintah China untuk menganiaya minoritas Uighur di China. Negara ini selalu membela penggunaan teknologi pengawasan tersebut dengan alasan masalah keselamatan publik, tetapi organisasi hak asasi manusia dan pengawas internasional tidak yakin.
| Apa yang ada dalam rancangan undang-undang Prancis yang menentang 'Islamisme'?Mereka percaya bahwa program-program ini digunakan untuk mengendalikan minoritas yang teraniaya dan untuk mengidentifikasi individu-individu yang dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah China dan untuk meredam kritik.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa program tersebut dapat membedakan dan mengidentifikasi orang-orang Uighur di tengah keramaian. Sebelumnya, ada laporan program di China yang bisa menentukan etnis juga. Kekhawatiran lain, kata kelompok hak asasi manusia, adalah bahwa program ini dapat mengakibatkan diskriminasi dan profil rasial.
Menurut The Washington Post, sistem ini pasti akan mengembalikan hasil yang tidak akurat, karena kinerjanya akan sangat bervariasi berdasarkan pencahayaan, kualitas gambar, dan faktor lainnya — dan karena keragaman etnis dan latar belakang orang tidak begitu rapi dipecah menjadi pengelompokan sederhana.
Karena kemampuannya yang canggih, program ini lebih dari sekadar program pengawasan. Terlatih pada sejumlah besar foto wajah, sistem dapat mulai mendeteksi pola tertentu yang mungkin membedakan, misalnya, wajah minoritas Uighur dari mayoritas Han di China, The Washington Post melaporkan.
Apakah pengawasan ini baru?
Pengawasan terhadap minoritas Uighur ini bukanlah hal baru dan investigasi telah menunjukkan hal itu terjadi di berbagai negara di seluruh dunia di mana anggota komunitas itu tinggal atau mencari perlindungan. Berbagai macam teknologi pengawasan yang digunakan China untuk secara khusus memantau komunitas Uighur telah ada setidaknya sejak tahun 2017. Ikuti Penjelasan Ekspres di Telegram
Pemerintah China telah mengklaim bahwa teknologi kecerdasan buatan ini digunakan untuk mengekang terorisme di Xinjiang dan untuk memantau serta menghargai apa yang dianggapnya sebagai perilaku sosial yang baik di negara tersebut.
Pada bulan November tahun lalu, sebuah penyelidikan oleh The New York Times telah menyoroti bagaimana China telah terlibat dalam penahanan massal Muslim dan peran program pengawasan dalam tindakan keras dan penganiayaan.
Apa yang dikatakan masyarakat internasional tentang ini?
Teknologi pengawasan China telah banyak diteliti oleh kekuatan Barat selama beberapa tahun terakhir. Huawei dan Megvii, keduanya perusahaan multi-miliar dolar, telah melihat penolakan dari otoritas AS yang telah memanggil mereka karena mewakili ancaman terhadap keamanan nasional dan pelanggaran hak asasi manusia, khususnya di Xinjiang.
Pada 2019, Megvii termasuk di antara delapan raksasa teknologi China yang terkena sanksi oleh pemerintah AS atas peran mereka dalam berkontribusi terhadap penganiayaan terhadap Muslim Uighur di China.
China sudah mulai mengekspor teknologi ini ke negara-negara seperti Uganda, di mana lembaga pemerintah menggunakannya untuk menindak perbedaan pendapat, kritik dan pemrotes. Kelompok hak asasi manusia khawatir bahwa penggunaan teknologi semacam itu mungkin tidak hanya terbatas di Xinjiang, tetapi perlahan-lahan dapat menjadi norma bagi pemerintah yang mencari kontrol lebih, terutama rezim otoriter.
Bagikan Dengan Temanmu: